***SELAMAT DATANG DI BLOG "WONG SOLO" KAMI***

Rabu, 13 Oktober 2010

Wong Solo sukses Dengan Nuansa Islam

Terkadang bisa muncul perasaan ketakutan pada seseorang saat melangkah, jika langkah yang diambilnya dipandang berbeda dengan cara-cara konvensional di tengah masyarakat. Hal itulah yang pertama kali dirasakan oleh pemilik Wong Solo saat pertama kali mengambil keputusan untuk mengelola rumah makan Wong Solo dengan nuansa Islam.
Wong Solo berusaha menepis anggapan masyarakat kalau kita mengidentifikasi dengan sesuatu yang dianggap cenderung eksklusif. Seperti rumah makan dengan label nuansa Islam, asumsi masyarakat dengan menganggap bahwa rumah makan ini hanya untuk orang Islam. Tetapi Wong Solo mengembangkan cara beragama yang inklusif memberi pelayanan kepada konsumen dari semua segmen masyarakat lintas suku, agama, ras dan golongan, sehingga dalam kenyataaanya di berbabagai outlet pengunjung yang terbanyak adalah etnis Tionghoa.

Pada setiap outlet diusahakan agar suasana islami nampak terasa dengan jelas. Ini bisa dilihat pada kenyataan misalnya :
" Semua karyawati memakai jilbab;
" Kuliah agama tujuh menit (Kultum) dilakukan untuk karyawan dan karyawati sebelum memulai pekerjaannya, dengan menegaskan nilai-nilai yang terkandung dalam hadits-hadits pendek;
" Pengajian dengan metode diskusi bagi para staf/pimpinan yang dilaksanakan secara reguler;
" Setiap menejer harus lancar membaca Al-qur'an dan mampu menjadi khatib Jum'at.
" Wong Solo juga membersihkan hasil usahanya dengan mengeluarkan zakat 10 % melalui amil zakat Wong Solo.

Oleh karenanya landasan filosifi proses perjalan usaha Wong Solo adalah Al-Qur'ánul Karím, khususnya surat As-Sháf : 10-11: " Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih ?, ( yaitu) : Kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui."


Untuk meningkatkan pengetahuan dan pendalaman agama bagi para staf, dan untuk menjaga agar proses perjalanan usaha Wong Solo dapat menetapi nilai-nilai ajaran Islam, ditetapkan seorang manajer spiritual Islam yaitu Prof.Dr. Syahrin Harahap, MA Guru Besar IAIN Sumatera Utara.

1 komentar:

  1. gimana kalau RM WONG SOLO didekat pemukiman warga?? sehingga ada salah satu warga yg berdampingan dengan RM merasa terganggu??
    krn gaduh,dll... sebelumnya tidak ada konsultasi dan konfirmasi dengan warga tersebut?? apakah islam tidak ada aturan mengenai akhlak terhadap jiran?? wassalam.

    BalasHapus